Pukul 7 alarm menyala dan membangunkan kami, saatnya pulang dari Batu Karas. Setelah sarapan dan menyelesaikan administrasi kami langsung berangkat. Rute pulang kali ini adalah mencoba jalur potong langsung ke Tasikmalaya tanpa melewati Pangandaran, Banjar dan Ciamis, jalur potong ini dikenal dengan jalur Cikatomas – Salopa.
Jalur ini bisa dibilang sangat sepi, banyak yang belum tahu akan jalur ini. Namun masih terdapat beberapa titik yang rusak walaupun tidak parah, terhitung total sekitar 20Km jalur yang rusak dari total 120an Kilometer dari pertigaan jalan raya Cimerak-Cijulang.
Pukul 12 Kami sampai di Kota Tasikmalaya, break sejenak selama 5 menit lalu langsung jalan lagi dengan target makan siang di sekitar Malangbong langit kearah kita tuju pun sudah terlihat mulai gelap.
Perjalanan lancar hingga Kadipaten, di kadipaten kami sempat terhambat oleh karena padatnya jalur karena tikungan tajam yang harus dilewati Bis antar kota, ditambah dengan wisatawan yang pulang ke arah Bandung baik roda 2 maupun roda 4.
Setelah melewati Malangbong menuju Wado hujan turun dan karena kami tidak menemukan rumah makan, sebuah toko kelontong akhirnya kami singgahi sembari menunggu hujan yang deras sedikit reda dan sambil menikmati segelas Pop Mie untuk mengganjal perut yang sudah mulai lapar.
Perjalanan kami lanjutkan lagi dengan target Magrib sudah sampai daerah Sadang. Perjalanan dari Wado hingga Situraja kami ditemani oleh hujan. Lalu kembali hujan lagi selepas kota Sumedang. Sampai di Sagalaherang gw berada dalam pilihan apakah gw lewat Wanayasa kembali atau lewat kota Subang, akhirnya gw memutuskan untuk lewat Subang dengan pertimbangan jalur banyak straightnya di banding jika lewat Wanayasa, dalam kondisi hujan dan badan yang sudah mulai letih sebaiknya melewati jalur yang lebih mudah pikir gw.
Selepas kota Subang akhirnya hujan berhenti dan kondisi cuaca sangat kering, namun antrian kendaraan banyak terjadi diakeranakan oleh jalan rusak di berbagai titik pada jalur ini sehingga kami sampai di Sadang pukul 18.30, langsung kami mencari SPBU untuk ganti celana yang terlalu basah.
Pukul 19 kami langsung mencari makan dengan harapan restoran Sate Marangi Cibungur masih buka, dan alhamdulilah masih buka. Tidak pakai lama makanan pesanan kami Sate Kambing + Gule Kambing datang dan langsung kami santap.
Perjalanan pulang kami lanjut via Bukit Indah – Karawang – Bekasi sangat lancar dan tidak menemukan kepadatan (tumben) di daerah Kalimas-Kalimalang. Alhamdulilah pukul 22 sesuai target gw sampai di rumah nyokap setelah mengantarkan pillion gw pulang tentunya.
biyuhhhh…. perjalanan yg mantabssss………
http://tulusbudiprasetyo.wordpress.com/2012/04/13/menghadiri-acara-bikers-brotherhood-mc-di-sirkuit-geri-mang-subang/
Perjalanan yang amat memenatkan pastinya.
Hmm…jadi pengin touring..
Om Haryo tanya dong, itu dimotornya pakai GPS merk apa ya?pengen pasang di motor juga
Pakai merk superspring mas, murah meriah dibawah 1jt cukup untuk menandakan kita sedang berada dimana..
thanks bro !!! sukses selalu
Wow… Sangat eksotis…
Sekalian numpang tanya gan…
GPS nya pengisian nya pake apa gan… Chasnya…?
Iya mas, pakai konektor listrik langsung ke aki motor.
mas haryo, superspringnya yg waterproff ?
Tidak mas.. tidak waterproof
Sate Marangi Cibungur + Sop………
waaaah jadi ingat kenangan masa lalu
jos gandos… photonya bagus2…
Nanya lagi Bro.. 🙂 Enduro tank bag dihujanin tembus ga ? Lagi nyari-nyari yg cocok nih, beli side bag bikin baret cat motor sampe dasar 😦
tergantung intensitas hujannya mas, walaupun ada cover hujan namun kalau hujan hujanan lebih dari 2 jam nonstop pasti tembus.. 🙂
Sudah kuduga 😀