2 jam gw berada di deck ferry, hempasan angin segar dengan pemandangan pulau pulau mini dan langit biru menyertai gw dalam penyebrangan dari pelabuhan Kayangan pulau Lombok ke pelabuhan Poto Tano Sumbawa, ketika mata hampir tertutup kantuk karena hembusan angin yang begitu nyaman, terdengar di loud speaker bahwa dalam beberapa menit Ferry akan merapat di Sumbawa pada pukul 4 sore.
Perasaan dalam hati campur aduk antara senang dan tambah senang! Hahaha… Bagi gw adalah sebuah pencapaian yang baru, melihat tempat baru yang seumur hidup belum pernah gw datangi, ketika pintu ferry terbuka dan satu persatu tangan sudah tidak sabar untuk memutar gas dan langsung merasakan Sumbawa.
Di temani oleh Fenech Soler “ Stop and Stare” di playlist gw,
keluar dari pelabuhan Tano kami disuguhi pemandangan landscape perbukitan, ditambah dengan pancaran sinar matahari yang sangat rendah, membuat gw merasakan pemandangan yang berbeda, pemandangan yang selama perjalanan dari hari pertama hingga ke empat belum pernah gw lihat sebelumnya.
Selama perjalanan yang di track yang cukup imbang antara lurus dan kelokan dengan pemandagan biru laut di sebelah kiri gw ditambah dengan penerangan Matahari yang akan terbenam membuat hati sangat tenang dan tentunya senang, traffic pun sangat lowong, kami tidak perlu khawatir akan antrian kendaraan akan kesulitan untuk menyalip Truk gandeng atau bis karena memang tidak ada!
Tidak perlu takut akan kemacetan di perempatan maupun pertigaan karena memang tidak ada hingga kita mencapai kota Sumbawa Besar pada pukul 5.30… wow riding 1,5 jam hanya terasa seperti riding 40 menit…
Pukul 6 kami pun sudah berada di dalam kamar Hotel Tambora hotel tertua di kota ini ya dan siap siap untuk menyantap makan malam khas pulau ini “Ayam bakar Taliwang”
mantabsssssssssssssss ommmmm * ngelap iler
keren sob…ngiri gw, beneran….
cerita seru + foto2 keren
serasa ikut jalan2 dengan baca rr ini 😀
kapan kita mencoba berdua kawan?
hehehehe
ntar perjalanan ke Bima bakalan lebih merinding lagi…. dari 1 – 10 nilainya 12
itu boneka masih di indonesia ya???kirain dah di oper ke negara lain…
Lagi nunggu keputusan ke negara mana…
wuzzzz…speechless
Bro, itu tas diatas tanki ga bikin lecet ? 😀
sudah pakai dari tahun 2008 tidak ada keluhan mengenai lecet kok bro..
hikzz.. gw br sampe timur Jawa, die udh sampe timur Indonesia.. *meratap.. 😦
Tapi lo kan dah lintas sumatera kay…lah gw masih kisaran lampung ma jawa barat….yah blom ada kesempatan aja….sabr…sabar….
Kalo untuk Bajaj, hal2 apa yg perlu untuk diperhatikan untuk perjalanan sejauh ini bos? Terutama yang menyangkut ketahanan mesin.
Ga ada om, dari berangkat hingga pergi tidak ada masalah sama sekali. Tahun 2008 pakai P180 UG3 3000KM PP hanya masalah karbu yang kotor. Sekarang pakai P220 tidak ada masalah sama sekali
mantep!!
serasa ikut didalamnya….
*nunggu episode berikutnya
bener-bener gw menikmati cerita perjalanan ini 🙂 nice journey bro!
cakep potonya 🙂